Minggu, 04 Desember 2011

Makalah Bidang Bimbingan Belajar

B E L A J A R


A.      Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku (change in behavior), dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil,dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya.
Perubahan tersebut merupakan perubahan yang timbul karena adanya pengalaman dan latihan. Jadi belajar bukanlah suatu hasil, akan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut ilmu.
Proses belajar adalah mengalami, berbuat  mereaksi dan melampaui  (under   going).


B.       Prinsip Belajar
Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Tanpa kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran (kesulitan) yang dihadapi selama belajar.
Setiap siswa hendaknya mempunyai minat yang besar terhadap semua mata pelajaran yang diterima di sekolah. Suka atau tidak suka semua mata pelajaran harus ditempuh. Sikap membenci mata pelajaran tidak ada manfaatnya, yang terbaik ialah mengambil sikap positif dengan berusaha menyukai semua mata pelajaran yang diajarkan.

C.      Hambatan-hambatan belajar
Dalam kegiatan belajar tidaklah selalu lancar seperti yang kita harapkan. Kadang kita juga mengalami hambatan-hambatan,baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar diri kita. Hambatan-hambatan tersebut harus dapat kita hindari. Untuk itu kita perlu memahami hambatan-hambatan yang terjadi,antara lain: 
1)        Hambatan dari dalam diri kita
Kesehatan yang kurang baik sehingga sulit untuk berkonsentrasi
-  Fisik yang kurang sehat (ex: mata kabur, pendengaran terganggu, gagap dll)
-  Intelegensi yang kurang/rendah (kemampuan belajar rendah)
-  Kebiasaan buruk/malas
-  Persepsi negativ (rendah diri, perasaan tertekan, cemas, pesimis)
-  Kelelahan psikologis akibat emosi yang tidak stabil

2)        Hambatan yang berasal dari luar diri kita
-  Keadaan lingkungan yang kurang tenang, gaduh, kacau dan kurang tertib
-  Saran dan prasarana yang kurang lengkap
-  Pengaruh dari teman yang kurang baik
-  Keluarga, guru atau orang lain kurang memberi dorongan

Dari keseluruhan hambata-hambatan di atas, menurut Stine hambatan yang paling mempengaruhi kecepatan dan kemudahan dalam belajar yaitu memprogram diri menghadapi stres dan kegagalan yang terjadi berulang-ulang, sehingga terjadi persepsi negatif dalam benak kita, antara lain :
·      ”Belajar itu membosankan”
Pernyataan ini merupakan faktor penghambat dalam perjalanan belajar manusia. Jika ini terus-menerus dilakukan maka akan dapat menyebabkan perasaan gelisah dan sulit untuk memusatkan perhatian.
Untuk itu buatlah program ’kebalikan’ dengan keyakinan yang kuat dan positif. Yaitu menjadikan belajar itu menyenangkan dan sangat menarik.
·      ”Saya bukan pelajar yang baik”
Program ulang keraguan dan persepsi negatif, karena bila hal ini terus-menerus dilakukan maka akan menjadi kenyataan, oleh karena itu ubah diri kita, tanamkan dalam diri bahwa saya adalah pelajar yang hebat dan selalu siap untuk mempelajari apapun.
·         ”Saya tidak dapat belajar/tidak dapat memahami subyek ini”
Sebenarnya kita dapat mempelajari semua hal, dengan memprogram saluran komunikasi mental yang dilibatkan dalam belajar untuk menerima informasi. Hal ini dikarenakan,pikiran akan menerima apa yang berulang-ulang kita katakan sebagai fakta,dan apapun yang anda dengar atau baca tentang subyek itu akan diterima. Segera balikkan dan ubah kalimat diatas menjadi ”Saya mampu mempelajari/memahami semuanya,baik matematika,bahasa Inggris dan banyak lagi ilmu yang ada di dunia ini”
·      ”Saya ingat apa yang saya pelajari”
Ketika pernyataan diatas dikeluarkan terus menerus,maka akan terkirim perintah ”penghapusan” mental ke otak,yang menghapus bersih isi file-file mental secepat kita mengisinya. Hentikan otak kita dari kalimat-kalimat yang merusak diri, dan gantikan dengan percakapan diri yang memperkuat kesadaran tentang betapa kuat kemampuan belajar kita yang diwariskan sejak lahir. Dengan mengubah pernyataan diatas menjadi ”Saya sudah belajar mengingat banyak hal penting, nama, fakta, tanggal. Saya dapat dan akan mengingat aspek penting ini”


PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BELAJAR

            Sekolah merupakan tempat/lingkungan dilakukannya proses belajar mengajar oleh guru kepada siswa. Pendidikan dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan melalui kegiatan belajar.
            Dalam proses belajar tentunya dapat timbul masalah-masalah, baik itu dari pengajar maupun dari pelajar/siswa itu sendiri.
Masalah dari pengajar, misalnya : 
Bagaimana menciptakan suasana belajar yang baik sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar
- Memilih metode dan alat-alat yang tepat dan sesuai dengan jenis dan situasi belajar,
- Membuat rencana belajar siswa
- Menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa
- Penilaian hasil belajar
- Mendiagnosis kesulitan belajar siswa, dll
Masalah dari siswa :
- Prestasi belajar (bila turunàdimotivasi agar meningkat)  
- Pengaturan waktu belajar
- Memilih cara belajar
- Belajar kelompok
- Mempersiapkan ujian, dll

            Untuk itu sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar mengantarkan peserta didiknya berhasil dalam belajar. Maka hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar. Disinilah letak peranan Bimbingan dan Konseling dalam hal ini seorang konselor sebagai pelaksananya untuk membantu memberikan bimbingan belajar agar siswa dapat mencapai tujuan dalam kegiatan belajarnya.
*      Pengembangan kemampuan belajar yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/ madrasah dan belajar secara mandiri.
*      Bimbingan belajar: untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif
            Namun dalam pelaksanaannya dalam memberikan bimbingan di bidang belajar, seorang konselor juga mengalami hambatan-hambatan, antara lain :
1)        Sekolah
·      Kepala sekolah kurang memperhatian keberadaan BK
·      Guru mata pelajaran kurang memperhatikan perolehan nilai/prestasi belajar siswanya
2)        Siswa
·      Siswa acuh/pasrah terhadap prestasi belajarnya
·      Siswa merasa puas dengan perolehan nilainya
·      Siswa kurang termotivasi untuk belajar
·      Kurangnya sarana dan prasana belajar
3)        Orang Tua/wali murid
·      Orang tua tidak memperhatikan prestasi belajar anak
·      Orang tua tidak mampu memenuhi sarana dan prasana anaknya
Maka dari itu dalam melaksanakan pengembangan kemampuan belajar siswa, seorang konselor haruslah terintegrasi/bekerja sama baik itu dari pihak sekolah, orang tua dan masyarakat. Karena tanpa kerja sama, semua program pengembangan kemampuan belajar siswa tidak dapat terwujud.
Adapun tujuan dilaksanakannya pengembangan kemampuan belajar :
a)      Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
b)      Memiliki motovasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
c)      Memiliki kemampuan/ketrampilan untuk menentukan/menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan
d)     Memiliki kesiapan mental dan dan kemampuan untuk menghadapi ujian
e)      Memiliki kemampuan untuk membaca buku



R E F E R E N S I

MODUL SMK OK\MODUL KELAS X SMT I ok

download file wordnya [click disini]

1 komentar: